KURIKULUM



UNIT C8:  Menciptakan sekolah sehat

 

inosuhartono.blogspot.com

A.   PENGANTAR

Mengetahui hubungan mendasar antar kesehatan dan pendidikan, dan keperluan mendesak untuk menekan pertumbuhan HIV/AIDS - Ahli kesehatan sekolah di UNESCO, UNICEF, WHO, Bank Dunia, Education International, Pusat Pengembangan Pendidikan dan Kerjasama bagi Perkembangan Anak bersama-sama mengembangkan kerangka program kesehatan sekolah yang menyeluruh bernama FRESH (Focusing Resources on Effective School Health atau Memfokuskan Sumberdaya Kesehatan Sekolah yang Efektif). FRESH merupakan salah satu dari sembilan prakarsa Pendidikan untuk semua (PUS) yang dimotori oleh 9 badan yang diluncurkan pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar.
Inisiatif FRESH dihubungkan dengan 6 tujuan PUS, dengan mengidentifikasi dan menyinggung masalah beragam terkait kesehatan yang mengganggu pendaftaran, kehadiran dan pembelajaran. Untuk mencapai 6 tujuan, 4 komponen berikut ditetapkan sebagai kerangka kerja, yang harus dibuat tersedia di semua sekolah:
·         Kebijakan sekolah yang terkait kesehatan;
·         Persediaan air yang aman dan fasilitas sanitasi;
·         Pendidikan kesehatan berbasis keahlian;
·         Layanan kesehatan dan gizi berbasis sekolah.
Menciptakan sekolah sehat disadari merupakan hal yang perlu diusahakan oleh setiap sekolah, tak terkecuali sekolah-sekolah yang dibangun BEP.
Materi pada sesi ini akan mengantarkan peserta kepada berbagai aspek yang perlu dipersiapkan dalam rangka mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan melalui program kesehatan sekolah. Utamanya melalui pembentukan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan pengadaan Kantin Sekolah yang sehat.

B.    TUJUAN

Peserta pelatihan diharapkan memiliki kecakapan:
q  Merumuskan konsep sekolah sehat
q  Mengidentifikasi alasan mengapa perlu menciptakan sekolah yang sehat
q  Menemukan ciri-ciri/karakteristik  sekolah yang sehat
q  Menentukan strategi yang tepat untuk mewujudkan sekolah yang sehat
q  Merumuskan program sekolah untuk menciptakan sekolah yang sehat

C.  BAHAN DAN ALAT

q  Tayangan presentasi power point (electronic file)
q  Bahan untuk Peserta: Berbagai Artikel tentang usaha dan program menciptakan sekolah sehat
q  Handout bahan presentasi
q  Lembar Kerja: (1). Bahan diskusi kelompok, (2). LK untuk diskusi kelompok, (3). LK pengembangan program UKS dan Kantin Sekolah

D.   LANGKAH KEGIATAN

 

Catatan:
1.  Pendahuluan ( 5 menit )
Fasilitator memulai kegiatan dengan menyampaikan informasi tentang aktivitas yang akan dilakukan selama 120 menit dan memberikan sedikit penjelasan tentang konsep penting apa yang semestinya dapat diperoleh  peserta selama dan sampai sesi ini berakhir.
 2. Studi Kasus (10 menit)
Peserta mengamati kasus-kasus yang ditayangkan fasilitator. Peserta secara bergantian menanggapinya dengan menuliskan di atas potongan-potongan kertas.   
3.        Presentasi ( 15 menit )
Beberapa peserta yang terpilih mempresentasikan jawaban kasus-kasus
4.        Kerja Cepat/Kerpat ( 10 menit )
Seluruh peserta berbaur dan membagi diri menjadi 5 kelompok berdasarkan hasil hitungan dari nomor urut 1 s/d 5.  Setiap kelompok mendiskusikan 4 pertanyaan pokok yang diajukan fasilitator. 1. Apa ciri-ciri sekolah sehat?, 2. Kegiatan/contoh nyata apa saja yang semestinya dilakukan Tim Sekolah agar warga sekolah meningkat kesadaran, aktivitas dan partisipasinya dalam upaya menciptakan sekolah sehat?, 3. Bentuk, jenis kegiatan dan kebijakan apa saja yang bisa diupayakan tim sekolah untuk mendukung penciptaan sekolah sehat? 4. Contoh kebijakan sekolah yang bagaimana yang bisa mendukung penciptaan lingkungan sekolah sehat?


5.        Presentasi ( 10 menit )

6.        Saling berbagi strategi ( 20 menit )
Peserta berkelompok untuk mendiskusikan 3 (tiga) strategi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan disiplin. Kelompok dimulai dengan satu pasangan (2 pasangan), dua pasangan (4 orang),  8 orang dan terakhir 16 orang (satu kelompok).
7.        Presentasi ( 10 menit )
Salah satu atau beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peserta lain memberi tanggapan dan  masukan. 
8.         Penguatan ( 10 menit )
Fasilitator memberi catatan khusus dan penguatan atas dasar jawaban yang benar yang dimunculkan peserta, dan kemudian memaparkan secara mendalam tentang 3 strategi  yang dapat dikembangkan untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan disiplin.
9.        Evaluasi diri (30 menit) dan Pameran Rencana program (20 menit)
Dengan menggunakan lembar evaluasi yang telah disediakan fasilitator, setiap tim sekolah menilai diri tentang pencapaian indikator sekolah aman, nyaman dan displin.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, setiap tim sekolah menyusun rencana program untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan disiplin. Gunakan lembar kerja yang telah disediakan.
10.     Presentasi (15)
Salah satu perwakilan tim sekolah mempresentasikan hasil kerja timnya. Kelompok/tim sekolah lain memberi masukan seperlunya.
11.      Refleksi (5)
Pada tahap akhir kegiatan sesi, salah satu peserta diminta menyampaikan kesan dan pendapat, atau menyampaikan hikmah yang bisa diperoleh setelah menerima materi darisesi ini.

E.    BAHAN TAMBAHAN UNTUK FASILITATOR

Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah.  Pada sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang mendalam dalam menciptakan dan menjaga sekolah.  Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan cepat, efektif dan pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan. 

Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin akan tercapai bila semua warga sekolah:
1.     mengembangkan budaya sekolah yang positif dan fokusnya adalah pada pencegahan
2.     membangun komunitas sekolah dengan cara saling menghargai, adil, menerapkan azas persamaan dan inklusi.
3.     mengatur dan mengkomunikasikan secara konsisten prilaku yang diharapkan.
4.     mengajar, memberi contoh dan mendorong prilaku sosial yang bertanggung jawab yang memberi kontribusi terhadap komunitas sekolah
5.     memecahkan masalah secara damai menghargai perbedaan dan mengedepankan hak asasi manusia.
6.     bertanggung jawab, dan bermitra dengan masyarakat, untuk memecahkan masalah keamanan yang penting.
7.     Berkerjasama untuk memahami bersama isu-isu tentang kekerasan terhadap siswa yang lebih lemah,  hukuman fisik, rasisme, ketidakadilan gender, dan berbagai ketakutan lainnya.
8.     Merespon secara konsisten dan adil terhadap berbagai insiden dan menggunakan intervensi untuk memperbaiki kerusakan fisik maupun psikis dan memperkuat hubungan dan mengembalikan rasa percaya diri.
9.     berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan, prosedur, praktek-praktek yang mempromosikan keamanan sekolah.
10.   memonitor dan mengevaluasi lingkungan sekolah untuk bukti dan peningkatan keamanan sekolah.
11.   memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi sekolah yang pencapaian sekolah yang aman, damai dan teratur sambil menyebutkan hal-hal yang masih perlu untuk ditingkatkan.

2.   Mengapa perlu sekolah yang aman, nyaman dan disiplin
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin ini perlu diciptakan, agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik akan tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik yang juga sangat penting bagi kehidupan, yaitu:
1.     Mencegah kekerasan di sekolah
Melatih siswa mengenai bagaimana cara memecahkan masalah dengan cara tidak melakukan kekerasan merupakan langkah awal untuk membangun masyarakat yang mencintai perdamaian.
2.     Mengembangkan keterampilan intelegensi emosional siswa.  Keterampilan ini sangat penting sekali dimiliki oleh siswa karena sangat mempengaruhi kesuksesan hidup siswa di masa datang.  Apabila siswa mempunyai kemampuan akademik yang tinggi tetapi mempunyai intelegensi emosi yang rendah maka hal tersebut tidak akan berguna.  Intelegensi emosi atau keterampilan intrapersonal dan interpersonal ini meliputi keterampilan:
a.     mengembangkan empati
b.     bekerja sama
c.     membangun konsensus
d.     sensitif terhadap perasaan teman
e.     mengontrol impulsif dan rasa marah
f.     menenangkan diri
g.     mengembangkan sikap positif

Intelegensi emosi yang rendah akan menyebabkan:
h.     putus sekolah
i.      agresif
j.      penggunaan obat terlarang
k.     ketidakteraturan hidup
l.      kehamilan muda
m.    kesehatan rendah
n.     kekerasan dan kriminalitas
o.     mengalami masalah dalam pekerjaan
3.     Menguatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan:
a.     keterampilan mendengarkan dan berkomunikasi
b.     kemampuan menyesuaikan diri
c.     berfikir kreatif
d.     memecahkan masalah
e.     menetapkan tujuan
f.     mengelola waktu
g.     keterampilan mengembangkan kualitas pribadi: mengatur waktu, jujur, bertanggung jawab, bersosialisasi.



3  Ciri-ciri sekolah yang aman, nyaman dan disiplin
a.     Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin mempunyai karakteristik sebagai berikut. Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman (gedung sekolah, kelas, laboratorium, peralatan, halaman)
b.     Warga sekolah saling mendukung dan menghargai.
c.     Semua warga menerapkan disiplin yang efektif
d.     Sekolah memberikan pembelajaran terbaik.
e.     Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan, keadilan, dan saling pengertian
f.     Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah diajarkan.
g.     Strategi pengelolaan prilaku yang menyimpang sifatnya supportive thd siswa 
h.     Adanya program penyembuhan/terapi
i.      Adanya pemodelan/ contoh prilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf sekolah
j.      Adanya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua, komite sekolah dan masyarakat.

4. Cara mewujudkan sekolah yang aman, nyaman dan disiplin
4.1.  meningkatkan keamanan lingkungan fisik sekolah

Untuk mewujudkan sekolah yang aman perlu dilakukan beberapa langkah.  Pertama sekolah harus membentuk komite yang terdiri dari berbagai stakeholders, yaitu masyarakat sekitar sekolah, orang tua, guru, kepala sekolah komite sekolah dan siswa.  Dengan melibatkan semua fihak diharapkan komite dapat memperjatam pemahaman dan kesepakatan tentang apa yang perlu dilakukan.  Melibatkan keahlian yang terdapat di masyarakat, seperti anggota kepolisian atau ABRI sangatlah penting.  Keterlibatan orang tua juga sangat penting agar hal-hal yang menjadi keprihatinan siswa dapat didengar dan diselesaikan.  Selain itu stakeholders yang lain perlu dilibatkan agar dapat didengar bagaimana pengalaman mereka sehubungan dengan mewujudkan sekolah yang aman.

Tugas pertama dari komite ini adalah melakukan needs assessment mengenai keadaan sekolah saat ini ditinjau dari segi keamanan.  Berdasarkan penilaian awal ini, komite dapat memperoleh pengetahuan mengenai kekuatan dan kelemahan sekolah dalam hal keamanan.  Berdasarkan hal ini rencana untuk mewujudkan sekolah yang aman.

Untuk meningkatkan keamanan sekolah, upaya harus difokuskan pada bangunan fisik sekolah, tata letak dan kebijakan dan prosedur yang ada untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.  Bangunan sekolah, kelas, ruang lab, kantor, perpustakaan, lapangan olah raga dan halaman sekolah harus direview.  Selain itu, berbagai kebijakan dan prosedur juga akses masuk sekolah harus dinilai kembali.  Penggunaan teknologi untuk mencegah orang masuk penyusup masuk dari luar seperti alarm, pagar, teralis harus dipertimbangkan.  Pencegahan ini harus distandarkan oleh sekolah dan standar-standar lain untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan harus dibuat seperti membawa benda-benda tajam atau benda-benda lain yang berbahaya.  Jalur komunikasi dan prosedur yang harus diikuti bila terjadi kejadian pencurian atau pelanggaran lainnya harus dibuat.
Berikut adalah contoh pertanyaan yang dapat digunakan dalam needs assessment untuk menilai sejauhmana keamanan sekolah anda.
1.     Apakah lingkungan fisik sekolah aman bagi siswa?
2.     Apakah ada aturan, kebijakan, prosedur untuk menjaga keamanan sekolah dan apakah semuanya diterapkan? Misalnya adanya buku tamu, akses satu pintu, warga sekolah memakai kartu identifikasi, pengaturan lalu-lintas di depan sekolah, prosedur pengantaran dan penjemputan, dll.
3.     Apakah ada penyusup/orang yang tidak berkepentingan datang ke sekolah?
4.     Apakah ada pencurian atau perusakan di sekolah?
5.     Apakah ada senjata tajam atau benda-benda berbahaya lain yang dibawa ke sekolah?
Jawaban terhadap pertanyaan di atas dan frekuensi masalah yang muncul dapat dijadikan dasar untuk menentukan seberapa aman lingkungan fisik sekolah kita, tindakan yang diperlukan untuk merespon aspek-aspek yang belum memenuhi syarat. 

Tidak ada komentar: